SELAMAT DATANG DI SUARDANA'S BLOG

SEMOGA TULISAN-TULISAN YANG DIMUAT DALAM BLOG INI BERMANFAAT UNTUK ANDA

Kamis, 29 Juli 2010

Artikel Tentang Pendidikan

USAHA DAN HAMBATAN DALAM PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN
OLEH
I MADE SUARDANA
SMA N 1 PAYANGAN

USAHA DAN HAMBATAN DALAM PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN
Menumbuhkan budaya baca merupakan suatu hal yang sangat penting dan diperlukan oleh masyarakat. Karena dengan membaca seseorang akan memperoleh suatu pengetahuan dari media yang Ia baca. Orang yang sering dan suka membaca akan mempunyai pengetahuan yang lebih banyak daripada orang yang jarang membaca. Hal itu juga akan mempengaruhi kualitas hidup seseorang, orang yang suka membaca akan memperoleh pengetahuan dan pengalaman untuk menjalani kehidupan dari media yang Ia baca, sehingga akan mempunyai peluang yang lebih tinggi untuk memperoleh hidup berkualitas dibanding orang yang jarang membaca. Pentingnya menumbuhkan budaya baca juga dapat dilihat dari asumsi yang beredar di masyarakat, yaitu asumsi yang menyatakan bahwa “Orang yang tidak gemar membaca biasanya jauh dari ilmu pengetahuan, orang yang jauh dari ilmu pengetauan biasanya dekat dengan kebodohan, sedangkan orang yang dekat dengan kebodohan biasanya tidak jauh dari kemiskinan”. Asumsi tersebut secara tidak langsung menyatakan bahwa orang yang tidak suka membaca biasanya dekat dengan kemiskinan, oleh karena itu untuk memperoleh hidup yang berkualitas seseorang harus rajin membaca.

Tingkat kemampuan membaca atau melek aksara masyarakat akan menentukan tingkat Sumber Daya Manusia ( SDM ) suatu negara. Karena bagaimanapun juga SDM suatu negara diperoleh dan dihimpun berdasarkan tingkat SDM masyarakat, sedangkan tingkat SDM masyarakat ditentukan dari keefektifan belajar individu, dan tentu saja akan lebih mudah untuk melatih dan mengajari orang yang mengenal baca tulis. Secara umum negara yang masyarakatnya memiliki tingkat melek aksara tinggi akan memiliki tingkat SDM yang tinggi, sehingga pendapatan masyarakatnya juga relatif tinggi. Sedangkan negara yang tingkat melek aksara masyarakatnya rendah, tingkat SDM-nyapun juga akan rendah, hal tersebut akan menghambat sebagian besar warga negaranya untuk memperoleh pendapatan. Saat ini tingkat melek aksara masyarakat Indonesia berada pada kisaran 87,9 % dari seluruh warga negara dewasa yang ada. Pada kenyataannya negara kita masih berada di bawah negara-negara ASEAN lainnya, seperti Malaysia, Myanmar, Vietnam, Singapura, Thailand, Filipina, dan Brunai Darusalam, yang tingkat melek aksara masyarakatnya mencapai 92,7% dari seluruh warga negara dewasa yang ada di negara-negara tersebut. Selain itu jika dilihat dari kualitas hidup, masyarakat Indonesia berada pada posisi ke 112 dari 172 negara, yang dalam hal ini tingkat melek aksara juga menjadi salah satu indikatornya. Berdasarkan data tersebut dapat kita lihat bahwa Indonesia masih berada pada strata bawah dari jajaran negara-negara didunia, atau bahkan negara sekitar di lingkungan ASEAN sendiri.

Untuk menumbuhkan kemampuan dan minat baca pada masyarakat berbagai cara telah di lakukan pemerintah, salah satunya dengan memanfaatkan perpustakaan sebagai taman baca masyarakat. Perpustakaan diharapkan dapat menjadi wahana bagi masyarat untuk memperoleh pengetahuan, sehingga dapat menjadi manusia berahlak mulia dan dapat berguna bagi bangsa dan negara. Hal tersebut di perkuat oleh pemerintah dengan membuat suatu payung hukum yang mengatur sistem dan tata kerja perpustakaan, yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007. Dengan Membuat suatu payung hukum diharapkan kinerja perpustakaan dapat meningkat, bukan hanya menjadi slogan dan jargon pemerintah pada waktu-waktu tertentu. Apalagi dengan dipenuhinya amanat UUD 1945, khususnya pasal 31 ayat 4 yang mengamanatkan pemerintah agar menganggarkan dana pendidikan serendah-rendahnya 20% dari APBN. Dengan demikian berarti kucuran dana bagi perpustakaan akan bertambah, karena bagaimanapun juga perpustakaan merupakan salah satu sarana penunjang dalam pengembangan dunia pendidikan.

Dengan Anggaran yang bertambah seharusnya kinerja perpustakaan akan bertambah baik, oprasionalnya semakin lancar dan media yang disediakan juga bermutu. Dengan demikian keberadaan perpustakaan akan diakui dan dibutuhkan masyarakat. Namun dalam pelaksanaannya di lapangan banyak terdapat kendala yang menghambat usaha pengembangan perpustakaan sebagai sarana publik yang benar-benar berkualitas dan dapat menjangkau masyarakat umum. Sebagian besar masalah tersebut berasal dari faktor-faktor di dalam sistem dan tata kerja perpustakaan itu sendiri, seperti, anggaran yang kurang, management yang mengatur keberadaan perpustakaan juga kurang solid dan berhasil untuk dapat mengembangkannya, itu terbukti dengan kurang eksisnya perpustakaan di lingkungan masyarakat, serta banyak terjadi penyimpangan dana dan korupsi yang menggerogoti anggaran untuk pendidikan, sehingga dana yang seharusnya diperuntukkan bagi perpustakaan akhirnya digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Sistem promosi yang dilakukan pemerintah juga dirasa tidak mampu menyentuh masyarakat umum, sebagian besar hanya menjangkau dunia pendidikan. Ketersediaan buku juga menjadi faktor yang menghambat perkembangan perpustakaan, buku-buku yang disediakan kebanyakan adalah buku-buku lama yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Dari segi pelayanan banyak oknum pegawai perpustakaan yang memperparah kondisi tersebut, banyak pegawai yang memberi kesan tidak ramah dan bersahabat pada konsumen, sehingga menghasilkan suatu kesan buruk bagi konsumen, itu menyebabkan konsumen kecewa dan enggan berkunjung kembali.

Selain dari faktor dalam terdapat pula faktor luar yang menghambat perkembangan perpustakaan. Secara umum kendala tersubut bersumber dari kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya membaca, sehingga mereka merasa tidak perlu mengunjungi perpustakaan. Apalagi sekarang ini kemajuan teknologi semakin pesat, untuk memperoleh informasi masyarakat lebih mengandalkan media yang instant seperti televisi dan internet daripada mencari sebuah media baca untuk mendapat sebuah informasi. Tingkat ekonomi masyarakat juga akan mempengaruhi kebiasaan baca seseorang. Orang yang memiliki tingkat ekonomi tinggi biasanya memiliki kesadaran yang lebih tinggi akan pentingnya membaca, sehingga mereka tidak enggan untuk mengeluarkan uangnya untuk dapat membeli sebuah buku bacaan atau sekedar meluangkan wsedikit waktunya untuk mengunjungi perpustakan. Sementara itu untuk masyarakat yang tingkat ekonominya rendah mereka akan sangat enggan menggunakan uangnya untuk membeli sebuah buku bacaan, bahkan hanya untuk masuk ke perpustakaan yang gratispun mereka masih berpikir ribuan kali. Masyarakat yang seperti ini biasanya lebih memilih menggunakan uangnya untuk membeli kebutuhan pokok yang tidak tergantikan seperti beras, gula dan yang lainnya daripada menggunakannya untuk membeli sebuah buku bacaan yang mereka pikir adalah sebuah sarana hiburan. Walaupun seandainnya mereka mempunyai waktu luang, mereka lebih memilih untuk memikirkan bagaimana caranya memperoleh uang untuk menyambung hidup mereka, dan semua itu memang wajar adanya.


Masalah lain yang menghambat perkembangan perpustakaan, sehingga sulit di kenal masyarakat luas adalah keberadaan perpustakaan itu sendiri yang memang sangat sulit di jumpai, terutama di daerah pelosok dan pedesaan. Slogan pemerintah yang menyatakan pemerintah berniat membangun masyarakat melalui budaya baca dan perpustakaan hanya dinikmati orang-orang yang hidup di daerah perkotaan. Kenyataannya di daerah pelosok dan pedesaan perpustakaan yang ada hanya milik sekolah dan beberapa intansi pemerintahan saja, keberadaannya juga sangat jarang dan walaupun ada sebagian besar sudah tidak layak untuk di kunjungi. Kondisinya memprihatinkan dengan koleksi buku yang sedikit dan banyak yang sudah usang atau bahkan sudah menjadi debu. Perpustakaan yang ada juga sangat sulit untuk dikunjungi masyarakat umum, karena keberadaanya di lingkungan kantor dan sekolah. Oleh karena itu masyaakat umum tidak mungkin dapat masuk secara leluasa ke daerah tersebut, walaupun di perkenaankan masuk itupun pada waktu-waktu tertentu dan ditambah dengan administrasi yang rumit dan berbelit-belit Keberadaan perpustakaan umum dalam satu kecamatan mungkin memang ada, namun jumlahnya sedikit dan bahkan hanya satu unit dalam setiap kecamatan, sehingga tidak akan menjangkau masyarakat luas karena memang tidak sebanding dengan jumlah penduduk dan luas daerah. Jika dihubungkan dengan minat baca masyarakat yang rendah , keadaan seperti ini menjadi masalah besar yang harus segera diselesaikan. Hal yang berbeda terjadi di wilayah perkotaan, selain banyak terdapat perpustakaan umum, sarana pendukung minat baca masyarakat juga mudah di jumpai, seperti toko buku dan caffe baca yang terdapat di kota-kota besar Tidak seimbangnya keberadaan tempat baca seperti perpustakaan antara di daerah perkotaan dan pedesaan juga dapat dijadikan tolak ukur seberapa besar pemerataan pembangunan yang sudah lama direncanaka pemerintah telah dapat berjalan.

Sebenarnya jika pemerintah memang berniat mengembangkan perpustakaan, hingga bisa menjangkau masyarakat umum dan bahkan hingga ke pelosok pedesaan, ada banyak cara yang dapat di lakukan. Salah satunya dengan memanfaatkan dan mengintensifkan keberadaan perpustakaan keliling. Dengan memanfaatkan perpustakaan keliling kita akan mendapat lebih banyak keuntungan daripada memanfaatkan perpustakaan yang di bangun di suatu tempat. Keuntungan yang secara nyata dapat kita lihat adalah bahwa perpustakaan keliling dapat berpindah kemana-mana, sehingga dapat menjangkau daerah-daerah terpencil dan pedesaan. Dengan demikian perpustakaanlah yang mengunjungi kosumen, sehingga akan memberi kesan efisien dan menarik lebih banyak pengunjung. Akan tetapi tentu juga terdapat masalah yang menghambat pemanfaatan perpustakaan keliling tersebut, diantaranya biaya oprasional yang lebih tinggi dan dibutuhkan terus menerus, karena perpustakaan keliling menggunakan mobil sebagai sarana utamanya, yang sudah pasti memerlukan bahan bakar pada saat beroprasi, dan seringkali diperlukan pergantian suku cadang apabila terjadi kerusakan. Selain itu dibutuhkan sosialisasi, promosi dan penjadwalan yang jelas agar tidak terjadi kesalahan informasi di masyarakat. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah harus menganggarkan dana yang lebih besar kepada perpustakaan keliling, karena jika dilihat dari segi keuntungan yang didapat hal itu tentunya sangat sebanding. Penjadwalan yang jelas, Promosi yang menarik, dan sosialisasi yang efektif juga sangat diperlukan guna meningkatkan kesadaran masyarakat agar tertarik mengunjungi perpustakaan.

Selain dengan memanfaatkan perpustakaan keliling, upaya yang harus di lakukan pemerintah tidak lepas dari penyelesaian kendala-kendala pengembangan perpustakaan itu sendiri. Diantaranya adalah masalah yang terjadi pada management yang mengatur keberadaan perpustakaan. Hendaknya orang-orang yang berada dibelakang tata kerja perpustakaan adalah orang-orang yang berkompeten dibidangnya, yaitu orang yan memang memperoleh pendidikan khusus tentang perpustakaan. Apalagi sekarang ini sudah banyak perguruan tinggi yang menawarkan program study tentang ilmu kepustakaan, jadi hal itu tidak akan sulit dilakukan. Orang yang dipilih juga harus jujur dan bersih sehingga tidak memanfaatkan kesempatan yang ada untuk kepentingan pribadinya. Untuk masalah promosi, itu sebenarnya tidak begitu sulit dilakukun, karena promosi yang terbaik berasal dari kualitas yang di tawarkan. Apabila kualitas dan pelayanan yang diberikan dapat memuaskan konsumen itu akan menjadi promosi yang tidak langsung, karena pengunjung yang merasa puas akan kembali, dan orang lain akan tertarik karena mendengar cerita tentang kualitas yang bagus tersebut sehingga dia akan ikut berkunjung. Keberadaan buku yang tidak berkualitas dan tidak sesuai dengan perkembangan zaman atau tidak cocok dengan tempat perpustakaan tersebut berada dapat di atasi dengan melakukan survei yang serius dan tidak asal-asalan, sehingga buku yang di beli memang buku yang sedang dibutuhkan masyarakat. Dengan demikian tidak akan terjadi pemborosan dan penggunaan anggaran secara percuma. Apabila sudah terlanjur beli dan banyak buku yang tidak sesuai, dapat dilakukan suatu pertukaran koleksi dengan perpustakaan lain, selama pertukaran tersebut masih sesuai dengan kondisi yang ada.

Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya membaca dapat di atasi dengan melakukan sosialisasi ke daerah-daerah. Namun sosialisasai yang di berikan harus benar-benar menyentuh hati masyarakat, dengan mengandalkan tenaga-tenaga propesional dan dengan memberikan suatu perbaningan-perbandingan nyata yang ada di lapangan. Sosialisai juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan media lain seperti televisi dan koran, hal tersebut juga dapat di jadikan ajang promosi bagi perpustakaan. Selain itu petugas dan staf pegawai perpustakaan hendaknya bersikap kreatif untuk dapat memperoleh dana tambahan guna kemajuan perpustakaan. Perpustakaan seharusnya tidak hanya menunggu dana dari pemerintah untuk dapat menghidupi dan menjaga kelangsungannya. Perpustakaan juga dapat bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan lain untuk memperoleh dana tambahan, dalam hal ini perpustakaan dapat menjadi tempat promosi bagi perusahaan dan dapat pula menjadi tempat perusahaan menjual produknya, asalkan tidak melenceng dari tugas utama perpustakaan itu sendiri.

Dengan mengatasi beberapa kendala yang menghambat perkembangan perpustakaan, diharapkan kedepannya perpustakaan dapat menjadi suatu media yang benar-benar menyatu dengan masyarakat. Perpustakaan juga seharusnya bisa menjadi salah satu media pembangun bangsa, karena dengan berkembangnya perpustakaan, berarti kesadaran masyarakat akan pentingnya membaca juga meningkat.


BIODATA PENULIS

NAMA : I MADE SUARDANA

ALAMAT : BR KERTA , PAYANGAN

SEKOLAH : SMAN 1 PAYANGAN

Artikel Tentang Politik

KEKECEWAAN RAKYAT BERUJUNG GOLPUT
Oleh: I Putu Cahyadi Putra
Ni Nyoman Pasek Kusuma Dewi
I Made Suardana

Pembimbing: I Wayan Suwena, S.Pd

Masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan wakilnya Jussuf Kalla akan segera berakhir. Namun, target untuk mengurangi kemiskinan hingga pada titik 8,2 persen, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) SBY-JK, sangat jauh drai harapan. Karena,hingga saat ini angka kemiskinan di Indonesia masih berkisar pada angka 14,87 persen. Hal ini diakibatkan oleh pengaruh krisis global yang melanda dunia serta kegagalan pemerintah dalam penerapan tiga strategi yang digunakan pemerintah untuk mengatasi kemiskinan, yaitu Bantuan Langsung Tunai (BLT), Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), yang kenyataannya kurang efektif mengurangi kemiskinan. Bahklan, kemiskinan di Indonesia semakin lama semakin meningkat.

Ditengah kondisi masyarakat yang semakin terjerat kemiskinan, beberapa elite politik malah merasa diuntungkan. Biasanya,elite politik yang merasa diuntungkan berasal dari partai-partai non incumbent yang hendak memburu kursi kekuasaan menjelang pemilu yang akan dilaksanakan pada pertengahan tahun 2009 ini.Ada dua keuntungan yang didapat oleh para elite politik kondisi seperti ini, yakni, pertama, para caleg dan capres dari partai non incumbent memiliki sasaran tembak untuk menjatuhkan para caleg dan capres dari partai incumbent tentang kegagalan sosial ekonominya. Kedua, dengan jumlah penduduk miskin banyak,tingkat pendidikan rendah, angka buta aksara inggi, institusi sosial politik lemah, demokrasi gampang dimanipulasi oleh elite-elite politik oportunis dan pemimpin despotik yang menwarkan janji-janji populis agar bisa terpilih sebagai wakil rakyat di parlemen atau pejabat pemerintahan ( . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . ..)

Seperti tahun-tahun sebelumnya, rakyat cenderung bersimpati dan memilih para caleg atau capres maupun partai yang memberikan janji-janji tentang perubahan dan kondisi yang lebih baik. Tetapi,setelah mereka terpilih dan menjadi wakil rakyat yang memimpin negara ini, janji-janji yang mereka ucapkan seolah-olah dilupakan dan tidak dipenuhi.Para penguasa, memanfaatkan kedudukannya untuk memperkaya diri sendiri. Bahkan, cara-cara yang tidak baikpun mereka tempuh, seperti Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Misalnya saja, banyak kasus suap dilingkungan DPR,Lembaga Peradilan dan korupsi yangterjadi di Pemerintah Pusat dan Daerah.

Hal-hal tersebut menyebabkan rakyat merasa kecewa terhadap pemimpin yang telah mereka pilih sebelumnya dan akhirnya tidak menghiraukan lagi proses demokrasi yang berlangsung.Itu ditunjukkan dengan tidak menentukan pilihan pada saat pemilu (golput). Rakyat cenderung merasa kecewa karena mereka menganggap hak pilih yang mereka berikan tidak berguna bagi perubahan nasib yang mereka harapkan. Kekecewaan itu dapat kita lihat dari meningkatnya angka golput dari tahun ke tahun.Ini menandakan bahwa rakyat tidak percaya lagi dengan pemerintahan saat ini. Adapun penyebab adanya golput menurut Eep Saefulloh Fatah yaitu, pertama, golput teknis adalah golput yang terjadi akibat sebab-sebab teknis tertentu atau mereka yang keliru mencoblos ataupun mencontreng sehingga suaranya tidak sah. Kedua, golput teknis-politis, seperti mereka yang tidak terdaftar sebagai pemilih karena kesalahan lembaga statistik maupun penyelenggara pemilu. Ketiga, golput politis yakni mereka yang merasa tak punya pilihan dari kandidat yang tersedia atau tak percaya bahwa pemilu akan membawa perubahan dan perbaikan. Keempat, golput ideologis yakni mereka yang tidak percaya pada demokrasi (liberal) dan tidak mau terlibat di dalamnya entah karena alasan fundamentalisme agama atau alasan politik ideologi lain.

Jika dipandang dari perspektif demokrasi, golput sebenarnya sah-sah saja karena memilih adalah suatu hak bagi setiap warga negara dan mereka juga berhak untuk tidak menentukan pilihannya. Akan tetapi,bangsa ini tidak menginginkan golput karena sebenarnya golput tidak memberi keuntungan bagi kemajuan bangsa dan justru menimbulkan kepemimpinan yang ragu-ragu.

Maka dari itu, hendaknya semua warga Indonesia menyukseskan pemilu dengan memilih calon pemimpin yang terbaik demi kemajuan bangsa. Terlepas dari itu, pemimpin yang sudah terpilih, nantinya tidak boleh mengecewakan serta sepenuh hati mengayomi masyarakat, bersih dari KKN dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Artikel Tentang APBN- Kendala Pelaksanaan Pendidikan

KENDALA PELAKSANAAN PENDIDIKAN
Oleh : I Putu Cahyadi Putra
SMA N 1 Payangan

Negara tidak akan makmur tanpa adanya SDM masyarakat yang tinggi dan berkualitas. Untuk membangun kualitas SDM yang tinggi, pemerintah menganggarkan 20% dari APBN dan APBD untuk mendidik rakyatnya agar memperoleh pendidikan yang layak. Mengenyam bangku pendidikan adalah hak setiap warga negara, namun banyak hambatan yang mempengaruhi jalannya pendidikan.

Siswa sebagai penggerak masa depan negara, haruslah memiliki motifasi yang kuat untuk maju, berusaha dan bekerja keras dalam menghadapi dunia pendidikan yang semakin berat. Itu dibuktikan oleh meningkatnya standar nilai UN yang tiap tahun meningkat dengan pesat. Motifasi belajar yang kuat dari siswa menjadi dasar meningkatnya SDM bangsa. Tentu saja dengan keinginan belajar yang besar, seorang siswa akan dapat bersaing di dunia kerja. Tidak hanya itu, guru sebagai penggerak pendidikan perlu ditingkatkan. Hal itu telah dibuktikan dengan ditingkatkannya kualitas pengajar yaitu guru harus sudah S1 atau D3 dan dosen harus S2 atau S3 dalam jangka waktu 10 tahun. Namun bukan hanya perlu ditingkatkan dengan jabatan saja, seoarang guru harus dapat mengajar dengan penuh semangat dan berkeinginan kuat untuk mencerdaskan bangsa, guru yang demikianlah yang diperlukan bangsa ini.
Banyak sekali permasalahan yang dihadapi bangsa ini dalam bidang pendidikan yang paling utama adalah sekolah yang mahal. Hal ini dapat berakibat buruk pada siswa yang tidak mampu yang terancam putus sekolah. Meski telah diprogramkan oleh pemerintah untuk menangani masalah tersebut, namun tetap saja perubahan yang terjadi tidak begitu besar. Seperti program BOS yang ditujukan untuk orang miskin tapi yang menikmati adalah orang mampu. Meski ada dana ini untuk biaya sekolah, namun di beberapa sekolah tetap saja dipungut biaya. Jadi kemanakah dana BOS tersebut, tentu saja kalau tidak dikantong pejabat pastilah ada di kantong pendidik yang tidak bertanggung jawab. Tindakan pemerintah mengeluarkan dana BOS ini sangat bijaksana, namun tentu saja harus dipantau sedemikian rupa agar mendapat hasil yang diinginkan. Dan pemerintah harus ingat bahwa hal yang terjadi di lapangan tidak sama dengan yang terjadi di pusat.

Untuk mewujudkan program pemerintah yaitu “ wajib belajar sembilan tahun “ pastilah diperlukan dana yang sangat besar. Hendaknya dana tersebut digunakan dengan jelas dan efektif, seperti pemerintah dapat memperbanyak tayangan televisi yang berbau pendidikan dan tidak hanya pada satu saluran. Namun tayangan ini tidak hanya itu – itu saja yang dapat membuat seorang siswa menjadi bosan, hendaknya tayangan seperti ini dimodifikasi sedemikian rupa agar seseorang siswa berminat untuk menontonnya. Tak hanya itu program buku murah harus digencarkan agar semua sekolah mendapatkan secara merata. Cara yang dapat dilakuan adalah dinas pendidikanlah yang harus menyalurkan buku tersebut agar program ini berjalan dengan efektif dan tidak ada pencarian keuntungan dari penjualan buku tersebut.

Dalam rencananya pemerintah banyak membeli hak cipta penulis buku dan di jual dengan harga murah. Hal ini adalah upaya yang sangat efisien namun pembelian tersebut haruslah diperbanyak dan kualitas buku yang hak ciptanya dibeli haruslah bermutu dan mudah dimengerti oleh para pelajar. Kebanyakan buku yang murah seperti itu isinya tidaklah lengkap dan mau tidak mau siswa harus mencari literatur yang lain. Pastilah pencarian literatur tersebut membutuhkan biaya, hal itu tidaklah masalah bagi orang yang kaya, tapi bagaimana nasib yang miskin mereka pasti akan kesusahan mencari literatur.

Pemerataan pendidikan sering kali menjadi masalah yang besar, susahnya menjangkau seluruh sekolah yang ada di Indonesia dan tidak ada guru yang mau mengajar di daerah terpencil adalah masalah utamanya. Tentu saja guru tidak akan mau ditugaskan ke berbagai daerah, harusnya guru yang ditugaskan di daerah terpencil adalah dari daerah tersebut dan kesejahteraan guru tersebut harus lebih disejahteraan agar adanya minat seseorang menjadi guru. Tentu saja kesejahteraan itu tidak lepas dari peran APBN tanpa biaya mustahil akan terbentuk tenaga pendidik yang sejahtera. Untuk distribusi alat – alat pelajaran setidaknya memenuhi kebutuhan mereka dan harganya terjangkau. Lebih baik mensubsidi kebutuhan pelajaran untuk anak miskin dari pada menghamburkannya tanpa manfaat yang jelas.

Anggaran 20% dari APBN mestinya sudah cukup untuk menanggulangi masalah pendidikan yang terjadi negeri ini. Namun mengapa tetap saja masalah itu selalu ada dan semakin menjadi – jadi. Hal tersebut dikarenakan negeri ini krisis moral, moral sangat diperlukan oleh para pejabat untuk membangun negeri agar lebih baik. Anggaran yang sedemikian besar jika dialokasikan dengan benar pastilah mendatangkan hasil yang memuaskan, numun apa daya negeri ini telah dikendalikan oleh budaya KKN yang telah diwariskan turun – temurun. Andaikan korupsi dapat ditekan sedalam mungkin, pastilah pendidikan di Indonesia akan berkembang dengan pesat, tapi juga diimbangi oleh minat belajar siswanya.

Pendapatan Indonesia sangatlah besar dan memungkinkan Indonesia menjadi negara maju. Jelas juga dapat meningkatkan SDM masyarakatnya. Namun ada saja yang tidak mau meningkatkan pendidikan. Seperti orang yang beranggapan bahwa untuk apa bersekolah, akhirnya juga akan susah mencari pekerjaan. Beberapa orang juga beranggapan lebih baik bekerja dari kecil dari pada sekolah yang hanya membuang – buang biaya saja. Hal ini ada benarnya juga, zaman sekarang ini susah mencari pekerjaan yang layak. Agar masyarakat tidak beranggapan seperti itu, semestinya disediakan banyak lapangan kerja. Tidak hanya lapangan kerja di kota saja yang perlu dikembangkan, di desapun harus dikembangkan. Karena banyak potensi alam yang dapat dikembangkan menjadi berbagai lapangan kerja. Seperti halnya pariwisata, pertanian, peternakan, dan perkebunan. Yang terpenting jika hal itu telah dikembangkan, tidak akan ada lagi orang desa ke kota mencari pekerjaan dan akhirnya menjadi gelandangan. Lapangan kerja yang dapat dikembangkan adalah lapangan kerja di sektor riil, seperti pengembangan industri menengah ke bawah dan industri rumah tangga. Kita harus sadari bahwa tidak semua orang dapat bekerja di industri besar, maka dari itu industri kecil sangat diperlukan. Meskipun industri kecil namun dapat berkembang menjadi besar. Oleh karena sangat diperlukannya pekerja yang siap terjun di dunia kerja, tidak ada salahnya sekolah di SMK agar mendapatkan pekerjaan yang cepat dan layak. Namun hal itu haruslah didasari oleh keinginan dan minat seorang dalam memilih sekolah dan tentu saja minat untuk belajar sangat penting.

Pembaharuan dalam pendidikan terus dilakukan dengan berbagai macam cara. Meningkatkan mutu guru, memperbaharui fasilitas sekolah dan kegiatan berbagai kompetisi untuk meningkatkan kemampuan siswa. Di balik itu banyak uang negara yang disia – siakan untuk keperluan yang tidak perlu. Perubahan kurikulum yang bisa dikatakan terus menerus sebenarnya siswa dan guru bingung. Perubahan kurikulum yang begitu pesat tidaklah membawakan hasil yang diinginkan dan bahkan merugikan. Lain hal seperti Malaysia, meskipun kurikulumnya tetap, tapi tetap saja negara itu dapat berkembang dengan pesat. Perubahan kurikulum sebenarnya hanya membuana – buang anggran pendidikan. Sebagian dikorupsi, sebagian lagi dihambur – hamburkan dan seberapakah yang diterima oleh yang berhak? Tentu saja sangat sedikit, mungkin dari 20% anggraran yang diterima hanya 15% saja. Namun ada pihak yang diuntungkan, yaitu penjual buku. Mereka dapat menerbitkan buku tiap tahunnya namun dengan isi yang hampir sama.

Salah satu program pemerintah adalah internet gratis. Tentu saja program ini sangat didukung dan disambut baik oleh guru dan siswa. Di balik itu semua ada beberapa masalah yang menyambut. Hal itu terjadi karena kurangnya pengawasan dan pemantauan oleh pihak yang berwenang. Permasalahan itu seperti lambatnya akses internet dan kurangnya komputer di setiap sekolah. Baiknya pemrintah membuat program dengan bukti atau penanganan yang baik pula, tak hanya itu guru dan siswa hendaknya menjaga fasilitas yang diberikan dan tidak menyalahgunakan. Meskipun masala sekian silih berganti menerpa namun tak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan, hanya saja harus ada keinginan untuk menyelesaikan oleh pemerintah, pendidik serta siswa atau mahasiswa.

Artikel Tentang APBN- Pendidikan Berkualitas Berbasis Masyarakat

PENDIDIKAN BERKUALITAS , BERBASIS MASYARAKAT
Oleh: Ni Putu Wiwik Artina Dewi
SMA N 1 Payangan

Dunia pendidikan kita tidak pernah lepas dari masalah, polemic demi polemic satu persatu silih berganti saling bermunculan dan saling terkait . Awalnya muncul masalah nasib Guru , kemudian muncul persoalan gedung sekolah yang rusak ,dan akhirnya masalah ketidak mampuan memenuhi biaya Sekolah , yang kini menjadi persoalan serius didunia pendidikan .Akibat dari biaya pendidikan yang mahal membuat masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan tidak mampu membiayai pendidikan anak – anak mereka . Padahal pemerintah mencanangkan wajib belajar sembilan tahun.Salah satu hal mengapa dikatakan demikian adalah dengan masih belum terealisasinya hal yang telah diamanatkan kepada pengambil kebijakan dinegeri ini yakni mengenai anggaran pendidikan , karena faktor utama yang menjadi penentu perkembangan dan kemajuan pendidikan nasional kita tidak lain adalah pengalokasian anggaran dibidang pendidikan sebagaimana yang telah diamanatkan didalam pasal 31 Ayat 4 Undang – undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 bahwa Negara memprioritaskan sekurang – kurangnya 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belaja Negara (APBN) dan Anggaran Pendidikan dan Belanja Daerah (APBD) untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan Nasional.
Dewasa ini anggaran pendidikan hanya menjadi komoditas dan retorika politik guna peningkatan citra dan alat posisi tawar antar elite – elite politik ketimbang direalisasikan dengan tujuan membangun pendidikan bermutu . Sekali lagi pendidikan di Negeri ini memang masih dilalaikan ! Padahal sejak dahulu Pemimpin Negeri ini pernah mengatakan “Pendidikan merupakan kewajiban dan pangilan yang harus diselenggarakan Negara dan oleh sebab itu tidak boleh dilalaikan begitu saja. Ini berarti ada pesan yang telah diamanatkan sejak zaman dahulu kala bahwa pendidikan memang sebuah tanggung jawab pemerintah dan tugas ini tidak boleh diabaikan begitu saja.Tentunya hal ini harus diiringi dengan upaya yang menyeluruh oleh seluruh komponen bangsa mengenai pentingnya pendidikan.
Namun faktanya sampai sekarang dapat kita lihat Pendidikan Indonesia masih dalam suasana duka . Bayangkan saja berdasarkan data yang diperoleh dari Internasional Education Acievement (EIA) , kemampuan membaca tingkat SD Indonesia masuk dalam urutan 38 dari 39 Negara yang distudikan , untuk kemampuan IPA tingkat SMP Indonesia masuk urutan 39 dari 42 Negara yang distudikan , sedangkan untuk tingkat SMA Negeri ini mendapat urutan ke- 40 dari 42 Negara yang distudikan . Sementara untuk masyarakat buta aksara mencapai 18,1 juta orang dimana diantaranya didomonasi oleh usia produktif . Sungguh suatu hal yang sangat memprihatinkan bagi bangsa ini.
Paradigma Baru Pendidikan dalam Undang – undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 bangsa Indonesia melalui DPR dan Presiden pada tanggal 11 Juni 2003 dalam upaya mengejar ketertinggalan disegala aspek kehidupan dan penyesuaian dengan perubahan global serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi , mengesahkan Undang- undang Sistem Pendidikan Nasional yang baru, sebagai pengganti Undang – undang Sisdiknas No 2 tahun 1989 . Perubahan mendasar yang dicanangkan dalam UU Sisdiknas yang baru tersebut antara lain yaitu demokratisasi dan desentralisasi pendidikan, peran serta masyarakat , tantangan globalisasi , kesetaraan dan keseimbangan , jalur pendidikan , dan peserta didik. Dengan demikian peran serta masyarakat dalam pendidikan sangat dibutuhkan. Pendidikan tanpa dukungan dan keikut sertaan masyarakat dalam mensukseskannya akan menyebabkan malproduk dan hanya mengejar status bukan kehalian dan mengantisipasi kebutuhan masyarakat . Pendidikan berkualitas dengan basis masyarakat merupakan salah satu dari Desentralisasi pendidikan dan konsep otonomi daerah, tuntutan reformasi yang sangat penting dalam demokratisasi yang mengarah pada dua hal yaitu pemerdayaan masyarakat dan pemerdayaan pemerintah daerah. Hal ini berarti peranan pemerintah akan dikurangi dan memperbesar partisipasi dan keikut sertaan masyarakat.

Dengan adanya Desentralisasi penyelenggaraan pendidikan dan pemerdayaan masyarakat maka pendanaan pendidikan akan menjadi tanggung jawab bersama baik pemerintah pusat , pemerintah daerah maupun masyarakat daerah itu dendiri.Sumber pendanaan tersebut hendaknya berlandaskan prinsip keadilan , efisiensi, transparasi , dan akuntabilitas publik. Contoh konkret yang dapat kita lihat dari Desentalisasi pendidikan adalah satuan pendidikan berbasis keungulan lokal. Pada setiap daerah di Indonesia memiliki potensi dan juga mata pencarian yang berbeda katakana saja Bali, Bali terkenal akan karya seninya tentu saja itu merupakan mata pencarian sebagaian besar masyarakatnya, dengan pengembangan muatan lokal sesuai dengan mata pencaharian masyarakat tersebut misalnya seni lukis, seni ukir , seni kriya, anyaman dan lainya , sehingga nantinya setelah lulus peserta didik dapat segera memasuki dunia kerja dilingkunganya dan juga dapat menjadi ahli dalam bidag tersebut. Dengan demikian persoalan penyediaaan tenaga kerja dengan mudah teratasi dan bahkan dapat tercipta secara otomatis, masyarakatpun dapat berkarya dengan inofatif sehingga hasil karya yang nanti dihasilkan pun dapat berpariasi ini tentunya dapat memperluas lapangan kerja dan tenaga kerja yang diserapun akan lebih banyak.
Pencapaian hal tersebut membutuhkan peran serta pemerintah sebagai nahkoda utama didalamnya, peran – peran tersebut ialah sebagai pelayan masyarakat , sebagai fasilitator , pendamping masyarakat , mitra , dan penyandang dana. Dana merupakan sumber utama pengembangan pendidikan untuk itulah pada tahu 2009 ini 20 % dari APBN dan APBD harus telah dapat terealisasi dengan maxsimal dan terarah juga tepat sasaran sehingga bukan hanya pencanangan saja. Sebab mutu pendidikan akan lebih berhasil jika ditunjang fasilitas – fasilitas yang memadai dengan peralatan yang lengkap sehingga memudahkan proses belajar mengajar . Disinilah dikatakan biaya sangat berpengaruh terhadap mutu pendidikan .

Artikel Tentang APBN

APA YANG HARUS DI UTAMAKAN ?
Oleh: I Made Suardana
SMA N 1 Payangan

Saat ini krisis global telah melanda dunia. Hampir semua negara terkena dampaknya, mulai dari negara-negara miskin di Afrika, hingga ke negara adidaya seperti Amerika Serikat pun terkena imbasnya. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang juga turut mendapat pengaruhnya. Pengaruh tersebut dapat kita lihat dari rendahnya pertumbuhan ekonomi kita yang hanya mencapai 4,5% yang mana jauh lebih kecil dari tahun-tahun sebelumnya, yakni 7 %. Hal lain yang dapat kita lihat adalah semakin banyaknya pengangguran yang terjadi karena perusahaan-perusahaan dalam negeri mengalami kerugian dan bahkan sampai kebangkrutan, sehingga mereka mem-PHK karyawan-karyawannya. Akibat hal tersebut kemiskinan terjadi dimana-mana dan rakyat kecil tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.

Untuk mengatasi hal tersebut pemerintahan Indonesia telah menganggarkan stimulus ekonomi yang mencapai tujuh puluh triliyun rupiah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2009. Stimulus ini menyasar pada pemberian bantuan dana bagi para pengusaha besar serta susbsidi energi seperti BBM dan Listrik. Itu bertujuan untuk menambah modal dan mengurangi biaya produksi perusahaan, sehingga mereka mampu bertahan ditengah kondisi ekonomi yang sedang terpuruk. Selain itu sasaran stimulus juga mengarah kepada rakyat kecil seperti pemberian dana sebesar satu triliyun kepada para petani. Namun usaha tersebut dirasa kurang terlalu berhasil untuk menepis pengaruh krisis global dan mengurangi kemiskinan. Bahkan hingga saat ini kemiskinan masih mencapai angka 14,87%. Stimulus yang diberikan juga cenderung hanya dinikmati oleh pengusaha-pengusaha besar, sehingga setelah diterapkannya kebijakan stimulus tersebut kesenjangan ekonomi semakin terlihat, para pengusaha yang merupakan orang-orang kaya menjadi semakin kaya, sedangkan rakyat kecil semakin menderita akibat terjerat kemiskinan.

Sebenarnya dalam tujuan jangka panjang, pemerintah dapat membuat suatu kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, dan membentuk suatu pemerataan ekonomi. Tentu saja kebijakan tersebut tidak terlepas dari komposisi pembiayaan yang terdapat dalam APBN. Dalam hal ini pemerintah dapat mengutamakan beberapa tujuan dari penggunaan anggaran negara, yaitu ; Pertama, anggaran ditujukan untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Di tengah kondisi krisis ekonomi global saat ini, kita dapat melihat secara nyata betapa rendahnya SDM masyarakat di Indonesia. Bangsa ini masih sangat ketergantungan terhadap negara-negara industri besar, seperti, Amerika Serikat, Jerman dan negara lain di Eropa. Bahkan saat mereka mengalami krisis dampaknya secara nyata sampai ke Indonesia.

Ketergantungan ini terjadi karena tenaga kerja dan perusahaan yang ada di Indonesia hanya mampu memproduksi barang-barang mentah dan setengah jadi, dan hasil produksi tersebut di jual kepada perusahaan luar negeri yang nantinya disana di olah menjadi barang yang siap pakai dengan harga berkali lipat lebih mahal dari harga bahan bakunya. Oleh karena itu, pada saat perusahaan-perusahaan industri luar negeri mengalami krisis dan mengurangi permintaan bahan baku, banyak perusahaan di Indonesia juga ikut mengalami krisis. Hal yang sama juga terjadi dalam usaha jasa, Indonesia hanya mampu mengirimkan tenaga kerja dengan skill yang rendah, yang pada akhirnya mereka akan menjadi pekerja kasar di negeri orang, seperti menjadi pembantu dan tukang kebun. Sungguh ironis, jika di bandingkan orang-orang luar yang bekerja di Indonesia, mereka biasanya menempati posisi penting di perusahaan, seperti menjadi manajer, direktur, staf ahli dan lain sebagainya. Hal yang lebih parah justru terjadi di sekor pertanian, walaupun Indonesia merupakan salah satu negara dengan sumber daya alam terkaya di dunia namun untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti beras dan gula kita lebih sering mengimpor dari negara lain. Penomena tersebut terjadi karena para petani di Indonesia hanya mampu mengolah bahan-bahan yang sudah ada di alam, seperi kayu, hasil-hasil hutan dan beberapa komoditi lain. Tanpa bisa mengolah alam, sehingga bisa menghasilkan komoditi yang lebih berguna. Semua hal tersebut membuktikan bahwa kualitas dan kuantitas SDM masyarakat Indonesia masih jauh dari cukup untuk mampu bersaing di tengah dunia global.

Untuk meningkatkan mutu SDM Indonesia, yang pertama harus dibenahi adalah system pendidikan di negara ini. Terdapat banyak permasalahan yang megganjal proses pendidikan, sehingga dunia pendidikan kita seolah-olah tidak mampu menghasilkan lulusan yang handal dan siap kerja. Salah satu permasalahan yang di hadapi adalah, tidak sesuainya pelajaran yang diberikan dengan kebutuhan tenaga kerja setelah siwa menyelesaikan sekolahnya. Bukti nyatanya adalah, kebanyakan perguruan tinggi hanya mampu menghasilkan pengangguran bergelar sarjana. Padahal idealnya setelah lulus sekolah seorang siswa harus mencari kerja, untuk mengembalikan modal yang telah digunakan untuk sekolah. Bahkan setiap tahun sarjana pengangguran semakin banyak jumlahnya. Permasaahan lain yang di hadapi adalah banyaknya biaya yang di perlukan untuk memperoleh suatu pendidikan yang berkualitas. Sehingga hanya orang-orang dengan ekonomi menengah keataslah yang dapat menikmati pendidikan berkualitas tersebut. Sekolah-sekolah yang mempunyai kualitas memadai juga cenderung berada pada satu titik, dan tidak menyebar merata di setiap daerah. Contohnya sekitar 65% sekolah yang kualitasnya memadai berada di Pulau Jawa, dan sisanya 35% berada di luar Jawa. Sehingga para pelajar menyerbu Pulau Jawa, Sedangkan yang tidak mempunyai biaya akan terdiam di tempat.
Langkah yang harus di ambil pemerintah guna memperbaiki mutu pendidikan antara lain, pemerintah harus memenuhi konstitusi tentang anggaran pendidikan dalam APBN, yaitu, pasal 31 ayat 4 UUD 1945 yang menyatakan bahwa anggaran pendidikan serendah-rendahnya 20% dari APBN. Dengan demikian berarti akan lebih banyak dana yang dapat digunakan untuk memperbaiki mutu pendidikan, melalui perbaikan dan penambahan sarana dan prasarana yang memang sangat diperlukan. Selanjutnya pemerintah harus menetapkan suatu kurikulum pendidikan yang memang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian seseorang yang telah lulus sekolah akan lebih dapat berguna di masyarakat. Dengan memperbaiki mutu pendidikan dan jika dibarengi dengan kesehatan masyarakat yang baik maka mutu SDM kita juga akan ikut meningkat. Dengan demikian tidak perlu khawatir lagi dengan adanya pengangguran, karena masyarakat akan bisa menciptakan lapangan kerja sendiri dan akan mampu mengolah sumber daya alam secara makisimal. Dan pada akhirnya kesejahteraan masyarakat akan meningkat, kita akan mandiri terhadap sumber pangan dan tenaga kerja yang dimiliki juga lebih berkualitas.

Kedua, yang harus dilakukan pemerintah adalah menerapkan sistem ekonomi kerakyatan. Sekarang ini, pemerintah masih mengandalkan para pengusaha besar sebagai lokomotif penggerak ekonomi Indonesia, namun itu biasanya hanya menguntungkan para pengusaha besar dan bahkan kadang-kadang merugikan masyarakat yang bergerak dalam sektor ekonomi kecil dan menengah. Sebenarnya pemerintah bisa menjadikan usaha-usaha mikro dan menengah sebagai basis dari perekonomian Indonesia. yang dalam hai ini dapat mengandalkan usaha kecil dan menengah (UKM), yang mana usaha tersebut banyak dimanfaatkan masyarakat kecil untuk melanjutkan hidupnya. Tidak sedikit UKM yang mempunyai prospek yang sangat besar kedepannya, namun mereka sulit berkembang akibat mengalami kekurangan modal. Keuntungan yang di peroleh apabila kita mengandalkan UKM adalah, kita dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja, karena biasanya UKM berada menyebar di setiap daerah, dan apabila usahanya dapat berkembang tenaga kerja yang diperlukan akan semakin banyak. Selain itu dengan jumlah yang lebih banyak, UKM lebih berpotensi berkembang dan menghasilkan untung, daripada perusahaan besar yang jumlahnya sedikit.

Dalam pengembangan UKM, dukungan dari pemerintah sangat diperlukan. Dalam hal ini pemerintah harus membuat suatu kebijakan yang ditujukan untuk membantu rakyat kecil dalam melakukan usaha. Langkah yang dapat di ambil pemerintah adalah memberikan kemudahan-kemudahan bagi masyarakat yang bergerak dalam usaha kecil dan menengah untuk memperoleh pinjaman modal, karena permasalahan utama yang di alami UKM saat ini adalah pada sedikitnya modal yang dimiliki, sehingga mereka sulit mengembangka usahanya. Selain itu pemerintah harus memberikan kemudahan bagi para pengusaha untuk memperoleh bahan baku dan menyalurkan hasil produksinya, dengan cara mengurangi bea masuk terhadap barang-barang yang merupakan bahan baku untuk industri UKM, seperti, kedelai, gula, karet dan lai sebagainya. Apabila banyak UKM dapat berkembang dan menjadi perusahaan besar, pemerataan ekonomi akan dapat terjadi, pertumbuhan ekonomi akan semakin cepat, dan usaha-usaha yang ada akan menyebar ke pelosok daerah. Maka sudah selayaknya pemerintah lebih memperhatikan serta mengutamakan usaha kecil dan menengah sebagai basis dari penggerak ekonomi nasional

Meningkatkan mutu SDM bangsa dan menerapkan suatu system ekonomi yang lebih memihak kepada rakyat kecil memang tidaklah mudah, dan memerlukan waktu yang cukup lama, namun apabila kita melihat hasil yang diperoleh dan tujuan yang diinginkan sudah sewajarnya jika kedua hal tersebut lebih diutamakanApabila kedua hal tersebut dapat dilaksanakan serta dibarengi dengan kesadaran masyarakat dan pemerintah, serta terjaganya keamanan nasional, tidaklah mustahil krisis ekonomi yang melanda Indonesia akan dapat diatasi. Begitu juga kemiskinan akan berkurang dan pemerataan ekonomi akan dapat tercapai.


Artikel ini pernah diikutsertakan dalam lomba Menulis Artikel Tentang APBN dalam Olimpiade Membaca APBN tingkat Provinsi Bali Tahun 2009
Oleh: I Made suardana

Kumpulan Rumas Matematika Untuk Siswa Kelas XI SMA

Rumus Matematika kelas XI
Statistika
A) Kuartil
- Q1 = ¼ (n + 1)
- Q2 = ½ (n + 1)
- Q3 = 3/2 (n+ 1)
B) Rataan
- Tunggal : X = ∑x
∑f
- Kelompok: X = ∑x . xi
∑f
C) Median data berkelompok
Me = Tb + p( 1/2 n – fk)
Fme
D) Modus data Berkelompok
Mo = Tb + p( d1 )
d1 + d2
E) Desil
- Tunggal : Di = 1/10 (n+1); n=1,2,,,9
- Kelompok: Di = Tb +p {(I .n)/100}– fk
Fi
F) Variasi( Ragam)
- Data tunggal pada populasi
S² = ∑ ( x-ยต) ²
N
- Pada Sampel
S² = n∑ x² ( ∑x) ²
n(n-1)
Kaidah Pecahan dan Peluang
A) Permutasi: Pr = n!
(n-r)!
- Permutasi n unsure dari n unsure
nPn = n! = n!
(n-n)! 0
- Permutasi n unsure thd unsur yang sama
nP(a,b,c)= n!
a!b!c!
B) Permutasi Siklis
- Ps = (n-1)! ; satu unsure sama
- Ps = (n-2) ; dua unsure sama
C) Kombinasi
Cr = n!
r!(n-r)!
D) Peluang Kejadian: P(A) = N(A)
N(S)
- Saling Lepas : P(AUB) = P(A) + P(B)
- Dua Kejadian tidak lepas & bersamaan
P(AUB) = P(A) +P(B) – P(A∩B)
Trigonometri
A) Rumus jumlah dan selisih 2 sudut
Sin (A+B) = sinAcosB + cosAsinB
Sin (A+B) = cosAcosB – sinAsinB
Cos(A+B) = cosAcosB – sinAsinB
Cos(A-B) = cosAcosB + sinAsinB
Tan(A+B) = tanA + tanB
1- tan A + tanB
B). SUDUT RANGKAP

sin 2 = 2 sin  cos 
cos 2 = cos2 - sin2 
= 2 cos2 - 1
= 1 - 2 sin2
tg 2 = 2 tg 2
1 - tg2
sin  cos  = ½ sin 2
cos2 = ½(1 + cos 2)
sin2 = ½ (1 - cos 2)

Secara umum :

sin n = 2 sin ½n cos ½n
cos n = cos2 ½n - 1
= 2 cos2 ½n - 1
= 1 - 2 sin2 ½n
tg n = 2 tg ½n
1 - tg2 ½n

C). JUMLAH SELISIH DUA FUNGSI YANG SENAMA


BENTUK PENJUMLAHAN  PERKALIAN

sin  + sin = 2 sin  + cos  -
2 2
sin  - sin = 2 cos  + sin  -
2 2
cos  + cos = 2 cos  +cos  -
2 2
cos + cos = - 2 sin  +sin  -
2 2

BENTUK PERKALIAN  PENJUMLAHAN

2 sin cos =sin +)+sin  -)
2 cos  sin = sin +) - sin -)
2 cos  cos =cos +)+cos -)
- 2 sin  cos = cos +)-sin-)



TURUNAN
1. Jika y = c ( konstanta ) , maka y’ = 0
2. Jika y = x n , maka y’ = n.x n-1
3. Jika y = sin x , maka y’ = cos x
4. Jika y = cos x , maka y’ = –sin x
5. Jika y = tan x , maka y’ = sec2x
6. Jika y = cot x maka y’ = – csc2 x
7. Jika y = sec x maka y’ = secx tan x
8. Jika y = cscx maka y’ = – csc x.cot x
9. Jika y = ln x , maka y’ = x1
10. Jika y = ex , maka y’ = ex
SIFAT-SIFAT TURUNAN
1. Jika y = u ± v , maka y’ = u’ ± v’
2. Jika y = u . v , maka y’ = u’.v + u.v’
3. Jika y = vu , maka y’ = 2v'v.uv'.u
4. Jika y = u n , maka y’ = n. u n-1 . u’
5. Jika y = f ( u ) , maka y’ = f ’ ( u ) . u’

Cara Mencari Uang Lewat Internet

Bagi rekan-rekan sekalian yang sering main-main dengan dunia maya(internet) tentu sudah tidak asing lagi dengan iklan-iklan yang menawarkan: Cara mencari uang lewat iternet, cara menaik uang dari ATM tanpa mengurangi saldo anda, Ebook penghasil uang atau sebagainya!!! Bagi anda yang kurang pengalaman dan ingin cepat kaya tanpa bekerja tentu akan tertarik dan megklik iklan tersebut, hingga pada ahirnya anda mentransfer sejumlah uang ke rekening saeseorang untuk memperoleh semacam ebook atau trik yang diklaim sangat berharga tersebut!!!

Rekan-rekan sekalian jika itu yang ada lakaukan saya predikdi 99% anda akan kecewa, karena setelah mentransfer sejumlah uang, yang anda dapat bukanlah ebook tentang cara mendapat uang secara ajaib, cara menarik uang di ATM tanpa mengurangi saldo atau lain sebagainya. Sebenarnya yang akan anda peroleh adalah ebook/cara mencari uang di internet dengan sistem MLM(Multi level marketing) Yang isinya adalah saran agar anda mencari korban lain dan kembali menjual ebook tersebut, dengan iming-iming yang sama yaitu ebook penghasil uang dan sebagainya.

Dengan kata lain apabila anda telah mengikuti iklan tersebut dan mentransfer sejumlah uang, anda telah menjadi korban dari si admin iklan tersebut, dan selanjutnya anda akan di ajarkan untuk mencari korban untuk anda sendiri, dan anda akan menunggu korban-korban anda mentransfer uang ke rekening anda. Sehingga mesin uang/cara menarik uang di ATM tanpa mengurangi saldo yang dimaksud adalah bahwa anda akan mendapat uang transfer dari korban berikut'nya. Yang pada kenyataannya andalah korban sebelumnya.

Jadi menurut saya sebaiknya kita jangan mudah percaya terhadap iklan-iklan penghasil uang ajaib tersebut. Karena faktanya tidak ada sistem apapun yang benar-benar mampu menghasilkan uang tanpa kita bekerja. Kesuksesan datang dari hasil kerja keras kita, walaupun memang kerja keras belum tentu dapat mengantarkan kita pada kesuksesan namun satu hal yang pasti tidak ada kesuksesan yang datang tanpa adanya usaha dan kerja keras!!! Satu hal lagi sebagai seorang manusia kita hanya bisa berusaha dan berdoa, bagaimanapun kerasnya kita berusaha hasil akhir tetap berada di tangan Tuhan Yang Maha Kuasa. Jadi tetaplah ingat berusaha sekuat tenaga dan jangan pernah lupa berdoa kepada-Nya!!!!!

Balinese Song - Terima Tresnan Beli





















TERIMA TRESNAN BELI

Intro: D Bm A
D
Adi Jegeg Beli Demen Ken Adi
Bm A
Nang Je Jani Terima Tresnan Beli

Chorus: D Bm D Bm A
D Bm D Bm A
D Bm
Sebilang Wai Beli Inget Ken Adi
D Bm A
Sebilang Peteng Adi Dadi Ipian
D Bm
Kenyem Manis Adi Kapining Beli
D Bm A
Tusing Lakar Beli Ngidang Ngengsapang
Reff:
D Bm
Adi Jegeg Beli Demen Ken Adi
D Bm A
Nang Je Jani Terima Tresnan Beli
D Bm
Sumpah Mati Beli Tresna Ken Adi
D Bm A
De Nyen Adi Sengsaya Teken Beli

Back to: Chorus, Reff
Rap Verse
D Bm D Bm A
Adi Ayu Ane Seken Jegeg
Jani Beli Ngorahang Ken Adi
Beli Dini Nak Seken Demen
Beli Demen Teken Adi
Reff:
D Bm
Adi Jegeg Beli Demen Ken Adi
D Bm A
Nang Je Jani Terima Tresnan Beli
D Bm
Sumpah Mati Beli Tresna Ken Adi
D Bm A
De Nyen Adi Sengsaya Teken Beli
Reff:
D Bm
Adi Jegeg Beli Demen Ken Adi
D Bm A
Nang Je Jani Terima Tresnan Beli
D Bm
Sumpah Mati Beli Tresna Ken Adi
D Bm A
De Nyen Adi Sengsaya Teken Beli

Outro: D Bm D Bm A 2X
D Bm
Ane Jani Beli Ngantosang Adi
D Bm A
Nang Je Adi Terima Tresnan Beli…..